kontrol motor dengan koil phasa to phasa

Setelah sekian lama blog ini tidak terurus, entah kenapa mau mencoba bikin artikel lagi, mungkin karena ini sedikit menarik.
Jadi coba aja bikin tulisannya di HP. hehehe..

Ceritanya, tadi siang tiba2 ada teman yg WA saya. Katanya dia ada liat postingan di FB dan nanyain "mas kok kontrol motor koilnya phasa- phasa, ngga ada netralnya, apa ngga kebakar..?"
Dia kirim gambar di atas..

Jika dilihat dengan cermat, maka benar kontrol yg dipakai adalah phasa- phasa, tanpa netral.

Sebenarnya ini bukanlah sesuatu yg aneh. Pada dasarnya selama ada beda potensial pada koil dengan hambatan dan impedansi yg tepat, maka kontaktor akan bekerja untuk memutuskan dan menghubungkan tegangan daya dari MCB ke overload.

Bagi teman2 yg biasanya sudah di industri sebenarnya penggunaan tegangan 1 phasa (F-N) sedikit tidak aman..
Bahkan saya pernah menemukan mesin yg sama persis type dan makernya dengan mesin yg selama ini saya tangani, mereka mengganti semua tegangan AC 220V menjadi tegangan DC 24V. Baik itu koil solenoid, koil kontaktor, hanya menyisakan bagian main power dan bagian tegangan yg mengharuskan digunakan tegangan AC, seperti heaternya..
ini semua dilakukan demi keamanan karena mesin yg dipakai untuk produksi air.

Jadi sebenarnya sistem kontrol itu baik AC maupun DC, rangkaiannya sama saja, tinggal sesuaikan dengan tegangan power dan koilnya..

Kita kembali ke topik awal..
Lumrahnya kita di Indonesia menggunakan kontrol AC 1 Phasa (phase-netral) itu karena di negara kita mengadopsi tegangan 1 phasa = 220V (F-N) dan tegangan 3 phasa =380V (F-F)

Kenapa rangkaian di atas masuk F to F, sebenarnya ada 2 kemungkianan:

Opsi pertama adalah, jika rangkaian tsb diaplikasikan di Indonesia, maka rangkaian tersebut di aplikasikan untuk pengaplikasian koil kontaktor 380
https://www.se.com/uk/en/faqs/FA135911/

Untuk detail.. klik link di atas bisa dilihat bermacam variasi tegangan koil kontaktor termasuk tegangan 380V. 
Jadi bisa saja rangkaian tersebut menggunakan koil dengan tegangan kerja 380V.

Opsi kedua adalah rangkaian tsb dibuat untuk mesin2 luar, biasanya mesin jepang.
Mesin jepang yg saya temui, jika diaplikasikan di Indonesia, apabila kontrolnya masih original, biasanya menggunakan trafo step down 3 phase.
Dimana tegangan listrik 3 phase 380V diturunkan menjadi 3 phase 220V. 
Jadi jika F-F  di indonesia=380V
Mesin2 jepang F-F= 220V,

https://www.generatorsource.com/Voltages_and_Hz_by_Country.aspx

Baca link di atas untuk tabel perbedaan volatage di beberapa negara di dunia..
Cari negara jepang dan bandingkan dengan Indonesia.

Jika mesin Indonesia umumnya kontrol untuk mengoperasikan kontaktornya phase to netral (F-N) =220V
maka mesin jepang tidak memerlukan netral untuk menjalankan koil kontraktor yg 220V, cukup dengan phase to phase (F-F) sudah akan bekerja, tidak memerlukan netral..
Jika diukur tegangan phasanya dengan grounding, maka tegangannya akan terbaca 110V.
Inilah opsi kedua yg bisa saya jelaskan mengenai rangkain tsb.

Semoga artikel kali ini bisa menjawab pertanyaan teman saya itu dan semoga menjadi jawaban buat teman2 jika menemukan juga rangkaian dengan kontaktor tanpa netral..

Salam
Samut Hirang Automasi
Solusi Sistem Automasi

Comments

Popular posts from this blog

Instalasi kWH meter 3 phase

phase failure relay

Dasar Pneumatic