WATER LEVEL CONTROL

Water Level Control adalah satu dari sekian banyak sistem yang ada dalam dunia industri. Di samping sederhana, sistem tersebut banyak sekali digunakan dalam dunia industri.

Level Kontrol pada Tangki Air
Digunakan untuk mengatur tingkat fluida dalam sistem, tangki air bertindak sebagai keran atau reservoir penyimpanan yang menyimpan dan menyediakan kelebihan cairan. Dalam sebuah sistem yang telah mengalami lonjakan cairan, tangki airdapat memodifikasi fluktuasi laju alir, komposisi, suhu, atau tekanan. Biasanya, tangki (atau “drum air”) yang terletak di hilir dari saluran air tertutup atau pengumpan untuk roda air. Tergantung pada penempatannya, tangki air dapat mengurangi tekanan dan volume cairan, sehingga mengurangi kecepatan. Oleh karena itu, tangki air bertindak sebagai tingkat dan mengontrol tekanan dalam seluruh sistem.
Karena mengalir ke tangki air tidak diatur dan cairan yang adalah output dari tangki air dipompa keluar, sistem dapat diberi label sebagai keadaan tidak stabil.
Teknologi di balik tanki air telah digunakan selama beberapa dekade.
Gbr. skema Control Flow Water Tank
Sebuah tangki gelombang bergantung pada tingkat sensor untuk menentukan apakah cairan disimpan dalam tangki atau tidak. Ini diatur keluar dipompa keluar dalam menanggapi perhitungan yang dibuat oleh controller yang pada akhirnya membuka dan menutup katup kontrol yang melepaskan cairan dari tangki.
Gbr. Instalasi Omron 61 F-G
control level air di tangki tujuannya untuk menjaga keberadaan air pada level tertentu dengan mengatur ON/OFF pompa air. Bagian terpenting adalah controller contoh disini  menggunakan produkOMRON 61-FG lengkap dengan sensor (digunakan kawat) , dan pompa.
Gambar diatas adalah unit control dan sensornya. Sedangkan dibawahnya adalah gambar terminal
yang ada pada unit control. Pertama adalah terminal S0, S1 dan S2 sebagai terminal power supply. S0 sebagai common dan jika supply dengan tegangan 110 VAC disambung ke S1 dan untuk tegangan 220 VAC ke S2. Berikutnya adalah terminal kontak output relay yaitu Ta, Tb, dan Tc.
Terminal ini adalah output dry contact (relay) sehingga dipergunakan untuk memerintah pompa agar ON/OFF. Kemudian terminal E1, E2 dan E3 dipergunakan untuk sensor ke air. Urutan harus sesuai dengan gambar yaitu E1 yang paling atas dan seterusnya, jangan dibolak balik. Material sensor hanya konduktor biasa tetapi yang tahan korosi karena dicelupke air. untuk posisi E3 bisa dililitkan menempel di tandon bagian bawah yang terbuat dari besi, atau kalau pipanya dari besi bisa ditempel di bagian itu.
Setelah merangkai sensor dengan controller berikutnya adalah menyambung ke power pompa. Salah satu power bagian (phase/ masa) diputus dan setiap ujungnya disambung ke Tc dan Ta. Dengan demikian unit control siap bekerja. Untuk pengetesan hubung singkat E1, E2 dan E3, pompa harus OFF. Kemudian lepas E1 pompa tetap OFF, lepas E2 pompa harus ON. Selanjutnya proses pengisian, Sambung E3 dengan E2 pompa tetap ON, sambungkan keduanya dengan E1 pompa harus OFF.
Agar controller lebih tahan lama sebaiknya diberikan relay back-up bisa type LY supaya relay output controller tidak terkena beban secara langsung.
Dapat juga  merealisasikan WLC dengan komponen OpAmp, LS00, diode LED (indicator lamp merah, hijau dst), Transistor BC109, relay Zhongnan 225VAC/6 VDC.

Comments

Popular posts from this blog

Instalasi kWH meter 3 phase

phase failure relay

Dasar Pneumatic